Tadinya mau bikin judul: Cara Beres-Beres Rumah untuk Ibu Banyak Anak---tapi kupikir lagi sepertinya masalah bukan terletak pada banyak anak atau tidak banyak anak.. u.u

Sejujurnya aku dulu 'menyalahkan' anak kalau rumah ga rapi. Ya sampai sekarang masih sih, haha. Tapi ya jadi sadar aja kalau dari dulu memang bukan orang yang rapihan.
Nah, apalagi ditambah punya anak. Yang tadinya hidup sendiri rapi 70%, ditambah ada anak rapinya jadi berapa persen ya?
Sebaliknya, aku kenal beberapa orang yang, semua dikerjakan sendiri, (kalau aku masih ada yang bantu nyetrika) rumah tetap bersih dan barang-barang tersusun rapi.
Meskipun kalau disuruh membela diri sih aku bakal beralasan prefer ngerjain hal lain (misalnya online shop, hobi, dll) dibanding bersih-bersih.
Tulisan ini aku persembahkan buat orang-orang yang prefer to do their own things, tetapi masih mau berusaha mengelola rumah agar tetap nyaman ditempati 🙂
Jump to:
1 | Buat prioritas
This is my mantra:
BERSIH, RAPI, DEKORASI
Sampai anak pertama sampai ketiga masih usia 1,5 tahun, prioritas di rumah masih satu: BERSIH.
Setelah itu: RAPI.
Sekarang sudah mulai memikirkan DEKORASI.
Misalnya, berantakan mainan dan ada berserakan serpihan biskuit. Karena anak masih sangat needy, ga mungkin ngerjain semua. Nah, prioritas adalah membersihkan serpihan makanan yang berserakan itu. Mainan bisa dipinggir-pinggirkan dulu sebelum (hopefully) malamnya dibereskan.
2 | Tentukan reset time
Reset time adalah waktu dalam satu hari dimana keadaan rumah kembali seperti 'normal'.
Reset time yang mesti ada itu adalah jam suami pulang kerja. Pokoknya antara jam 5-6 sore aku bersih-bersih semua (kecuali cuci piring). Anak-anak ga boleh mainan yang berantakan jam segitu.
Makin kesini makin tambah jam resetnya.
Sekarang ada 4 jam reset:
- Setelah sarapan
- Setelah makan siang (sebelum tidur siang)
- Sebelum ayah pulang
- Sebelum tidur
3 | Tentukan reset day
Reset day adalah dimana rumah dibersihkan total.
Biasanya aku bakal keliling rumah buat inspeksi apa yang bisa diperbuat. Juga sebagai waktu cadangan kalau di reset time harian ada hal-hal yang belum sempat dilakukan.
Mostly hari sabtu. Kalau sabtu minggu jalan-jalan, bisa hari senin atau hari lain.
4 | Tak ada asap jika tak ada api
Balancing antara kreativitas dengan kemampuan beres-beres.
Aku sendiri cukup merasa bersalah karena membolehkan anak main sesuatu yang aku sudah tahu PASTI bakal berantakan (misal playdoh dan pasir kinetik), tapi kemudian anak kena omel karena rumah jadi kacau.
Tipsnya:
- Jangan kasih mainan yang waktu beres-beresnya lama kalau ga siap beres-beres.
- Kasih mainan itu sebelum reset time, jadi berbenahnya sekalian.
- Main di tempat yang mudah dibersihkan, kalau bisa di luar rumah. Kalau ga bisa, minimal jangan di kamar.
5 | Minimize benda-benda
Kalau kata Marie Kondo, kebanyakan dari kita memiliki benda-benda yang tidak kita butuhkan (and don't bring joy). Juga, beres-beres yang banyak dilakukan selama ini hanyalah mengatur letak, yang mana seharusnya kita meminimalkan benda yang diatur terlebih dahulu sebelumnya.
Yang aku terapkan adalah:
- Semua barang ada tempatnya.
- Sembunyikan barang-barang yang tidak enak dipandang mata.
- Manfaatkan dus, kotak transparan, dan lemari tertutup untuk menyimpan benda.
- Tidak ada barang yang tercecer.
6 | Simplify alat kebersihan
Awal-awal nikah, aku senang sekali ke Ace Hardware. Beli ini beli itu dengan harapan rumah jadi bersih kalau sudah beli.
Tapi ya ga bakal lah ya. Haha.
Makin kesini, aku semakin mengurangi pembersih-pembersih khusus. Yang tersisa:
- Sabun cuci piring -- untuk cuci piring, bersihin kompor, bersihin sink, bersihin kaca, lap perabot.
- Cairan pel -- untuk ngepel, sikat kamar mandi, sikat wc.
7 | Pat yourself on the back
You are already doing a good job even NOW when you just started researching! 😉
Thanks so much for following along! Have a wonderful day!
Leave a Reply