Baru baca buku Konmari awal tahun 2020. Telat banget. Hehe. Tapi buku yang tepat di saat yang tepat kok.. Pas baca buku ini pas anak-anak udah gedean jadi bisa langsung nerapin.
Jump to:
Sedikit tentang Metode Konmari
Menurutku, inti dari 'teori' Konmari tentang berbenah adalah kita menghabiskan waktu yang banyak untuk mengorganisir barang (atau membuat rumah berantakan) karena barang-barang kita terlalu banyak.
Cara untuk mengatasinya adalah dengan pilah pilih barang terlebih dahulu sebelum mengorganisir. Buang barang yang tidak 'sparks joy' (selengkapnya tentang ini di bawah) dan simpan barang yang 'sparks joy'.
Untuk mengorganisir sendiri, menurutnya tidak perlu beli barang khusus untuk mengorganisasi barang-barang. Manfaatkan apa yang ada sudah cukup.
Berikut ini penerapan dari buku Konmari yang mungkin bisa bantu kalau ada yang belum baca bukunya.
1. Semua ada tempatnya
Semua barang harus punya rumah.
Dan saat kita mulai berbenah, semua barang yang kita miliki terkait yang mau kita benahi harus ada di tempat.
Misal mau beresin lemari pakaian. Semua baju harus ada di tempat. Kalau ada baju yang di laundry, misalnya, mesti diambil dulu. Seminimal mungkin yang ga ada di tempat. Seperti baju yang sedang kita pakai~
2. Setiap mau beli sesuatu harus tahu dimana mau menyimpannya
Ini kebiasaan yang baik banget buat kerapihan dan buat dompet.
Sekarang, di alam bawah sadar, tiap lihat sesuatu yang menarik aku selalu langsung kepikiran ada ga ya tempat buat nyimpennya?
Contohnya, minggu ini ada yang ngasih tau tempat buat manggang ayam yang lebih praktis dan ga meletup-letup--jadi ga ngotorin tembok. Harganya murah pula, udah naksir banget sama itu barang. Trus kepikiran, gw udah punya happy call, punya oven juga. Emang sih lebih praktis buat manggang ayam, tapi mau ditarok dimana? Gantungan panci udah penuh, lemari di bawah kompor juga udah penuh. Bahkan ada peralatan masak yang disimpan di boks di gudang. Alhasil ga jadi beli.
3. Sparks joy atau tidak
Untuk semua kegiatan pemilahan barang, pertanyaan penting adalah apakah barang tersebut memercikkan kebahagiaan.
4. Langsung buang (atau donasikan) barang yang sudah lama tidak dipakai
Kebanyakan kita menyimpan barang karena 'just in case'.
Takut suatu waktu butuh, takut suatu waktu perlu.. Padahal kalau memang butuh, biasanya lebih mudah beli yang baru.
Contoh: kabel, kancing baju, perintilan entah apa (mungkin patahan mainan, benang, dll).
5. Bebenah buku ala konmari (satu saran yang tidak aku ikuti)
Di satu bagian, Marie menjelaskan tentang buku. Berikut poin-poinnya:
- Jumlah buku yang ada dan disimpan hanya 30 buku.
- Buku yang kita baca lebih dari sekali hanya sangat sedikit (jadi buat apa disimpan?)
- Buku yang kita beli dan ga langsung dibaca--biasanya ga akan dibaca (juga, buat apa disimpan?)
Untuk itu Marie Kondo menyarankan untuk:
- Mendonasikan buku tersebut
- Dijual
- Tukar
- Recycle
- Menggunting bagian-bagian dari buku yang kita suka
Untuk poin-poin tersebut saat aku googling, ternyata sudah banyak yang bahas dan dari Marie Kondo sendiri sudah berargumen untuk komentar negatif tersebut. Seperti di artikel ini.
Thanks so much for following along! Have a wonderful day!
Leave a Reply