Gaji naik, tetapi ujung-ujungnya sering defisit? Yang akhirnya mengambil uang tabungan? Mungkin saatnya kamu coba menabung cara tradisional.
Jump to:
Baru-baru ini saya memikirkan ulang tentang budgeting keluarga. Di budget tersebut telah ada beberapa pos tabungan, yaitu untuk zakat, umum, dan cicilan utang. Dalam satu rekening yang sama (kecuali cicilan utang ada di rekening suami), juga ada pendapatan dari jualan online, uang jajan pribadi, dan belanja bulanan.
Rekening akan dirinci pada tiap akhir bulan untuk diketahui berdasarkan catatan excel, yang mana kalau ada missed, yang rugi pasti di uang jajan pribadi.
Selain itu, karena ada pos tabungan, jumlah uang yang ada terasa lebih banyak dan lebih enak buat ngeluarinnya. Hehe. Padahal itu uang tabungan.
Tabungan selama dua tahun kemarin pun hanya tinggal seberapa karena digunakan untuk keperluan ini itu yang lain. Disamping memang belum ada fokus yang jelas pada saat itu akan digunakan untuk apa tabungannya.
So, saya sedang terpikir apakah bagusnya uang tabungan dipisahkan dari rekening tersebut?
Target besar tahun ini: menabung untuk beli mobil cash di tahun 2018
(Update 1 Maret 2020. Mobil akhirnya aku ambil utang cicilan ke keluarga hehe. Ambil akhir tahun 2016, lunas Desember 2019 kemarin. Telat setahun ya hihi. Tapi dengan harga lebih tinggi dari target. Di target di bawah, aku buat 100juta, kenyataannya 150 juta. Impas ga ya hehe)
Tahun ini masih dalam rangka Pelita I di keluarga kami, hihi. Pelita ini adalah 'program-programan' yang kami buat untuk mengingatkan kalau di lima tahun pertama ini adalah masa pengiritan. Everything is under budget. Meskipun Pelita, saya sendiri merasa perlu ada mobil demi mobilitas keluarga. Terutama saat nanti sudah punya anak dua dan masih kecil pula, sepertinya tak mungkin lagi kemana-mana naik motor. Kecuali ada yang bantu jaga, tapi sayangnya tak ada 🙂
Target besar kedua: lunas utang non bank dalam lima tahun
Nah ini salah satu motivasi terbesar untuk Pelita I. Kalau yang sebelumnya adalah tabungan, yang ini utang--yang mana sebisa mungkin harus didahulukan dan rasanya ga asik kalau hidup masih ada utang.
Budget is a-must-have kalau sedang dalam masa penghematan
Peruntukan penghasilan yang pertama sudah pasti untuk tujuan keuangan (tabungan dan cicilan). Yang mana jumlahnya sudah fixed. Setelahnya ada pengeluaran bulanan (belanja bulanan, pengeluaran pribadi). Pengeluaran bulanan ini jumlahnya juga sudah fixed dan kalau bisa kurang dari budget. Ketiga adalah pengeluaran lain yang sifatnya berubah-ubah yang mana kamu ga (atau hanya sedikit) memiliki kontrol dan seringkali lebih banyak lebih baik karena ada manfaat lain yang bisa diperolah, misalnya untuk kondangan, sumbangan, jalan-jalan, traktir.
Sistem menabung
Kamu bisa coba sistem otomatisasi (didebit otomatis dari bank ke rekening kamu yang lain), penyisihan di rekening yang sama (seperti apa yang sekarang saya lakukan), atau pakai sistem amplop. Nah, sistem amplop ini lah yang sekarang mau saya coba.
Keuntungannya, sistem menabung tradisional ini tak akan membuat kamu tergoda karena uangnya tak ada di rekening. Plus, berbeda dengan uang di rekening, secara psikologis, kamu akan lebih berat hati mengeluarkan uang cash dibanding debit atm/kartu kredit.
Kerugiannya, ga ada biaya bunga/bagi hasil. Yah, meskipun jumlahnya ga akan signifikan untuk orang yang tabungannya sedikit macam saya, tapi lumayan juga untuk menambah tabungan.
Target: tabungan mobil
Semuanya dimulai dengan apa? Yap, target. Target untuk project kali ini adalah menabung untuk tabungan mobil. Mobil pertama yang saya targetkan nominalnya ga muluk-muluk, yang 100 jutaan aja dan berkursi baris 3. Merk atau tipenya entah apa nanti. Karena saya ga fanatik dan ga ngerti merk juga 😀
Buat breakdown tabungan per bulan
Dengan melihat kondisi keuangan yang pernah kamu buat dulu (kalau belum, bisa dicek disini), tentukan berapa space yang mungkin digunakan untuk target. Jangan lupa perhitungkan juga pendapatan di luar penghasilan rutin, seperti THR dan bonus tahunan yang jumlahnya lumayan besar 😀
Tentukan kapan deadline dan checking point dari target tersebut
Kalau saya, deadline-nya tahun 2018 dengan checking point setahun sekali setiap akhir tahun.
Mulai menabung
Keep calm saat melihat uang masuk ke rekening. Jangan emosional senang ingin belanja ini itu. Salah satu caranya adalah langsung tarik uang sejumlah yang telah ditentukan ke dalam amplop yang sudah disiapkan.
Bagaimana? Sudah siap menabung cara tradisional? 😉
This article was firstly published on April 25, 2016.
Thanks so much for following along! Have a wonderful day!
Leave a Reply