Update dari artikel https://littlearsyi.com/kurikulum-untuk-anak-1-5-tahun/, setelah berpanjang-panjang mencari kurikulum dan sumber pelajaran buat belajar di rumah akhirnya saya memutuskan untuk menyekolahkan anak di sekolah RA. Mengapa? Ini alasannya.
Jump to:
Kurikulum TK saat ini sudah aktif dan banyak hands on activities
Yang saya tahu sebelumnya adalah di TK itu sekedar nyanyi-gambar-baca. Setelah iseng masukin anak ke salah satu RA dekat rumah, ternyata ga loh.. Pelajarannya kok mirip dengan cara homeschooling yang aku baca dan simak di internet.
Ada morning time, worksheet, hingga hands-on activities.
Morning time / morning routine / morning basket sendiri adalah serangkaian kegiatan rutin di pagi hari sebelum memulai kegiatan persekolahan. Contohnya adalah doa, tepuk-tepuk, hari dan tanggal hari ini, murojaah hapalan, membaca buku cerita, dan sebagainya.
Tapi teman-teman perlu research lebih lanjut ke tk yang bersangkutan ya karena memang masih ada sebagian TK yang kurikulumnya kebanyakan nyanyi-gambar-baca aja hehe.
It takes a village to raise a child
Memasukkan anak ke sekolah jadi salah satu usaha saya untuk memberikan komunitas yang baik untuk anak-anak. Sehingga, mereka tidak hanya taunya saya, keluarga, dan tetangganya saja. Mumpung masih bisa menyiapkan imunitas anak dengan ‘merekayasa’ lingkungan mereka sebelum mereka nantinya menghadapi lingkungan yang sesungguhnya di masa depan.
Berkaitan dengan menyiapkan ‘village’ untuk ‘raise a child’, setiap orang tua pastinya punya goals yang berbeda-beda tergantung situasi dan kondisi keluarga.
Saya memilih sekolah berbasis agama karena di keluarga kami yang diutamakan adalah adab dan agama. Ini supaya pendidikan di rumah sejalan dengan pendidikan di sekolah.
Kami tidak memilih sekolah internasional atau bilingual karena untuk kami (untuk kami loh ya), bahasa dan wawasan internasional adalah nomor kesekian setelah anak menguasai pendidikan secara islami. Contohnya, di rumah kami tidak membiasakan berbicara bahasa asing, tidak seperti keluarga lain yang memiliki visi misi berbeda.
Dari segi biaya dibanding sekolah di rumah
Salah satu alasan sempat kepikiran homeschooling adalah katanya biayanya lebih murah daripada sekolah biasa.
Tapi ternyata ga juga loh :’)
Beli perlengkapan hands-on activities, ngeprint worksheet, beli buku cerita, beli alat peraga.. Ternyata sebulannya lebih besar daripada sekolah biasa (jangan bandingin dengan sekolah internasional tapi ya hehe).
Ya bisa jadi sih ya, soalnya kalau di sekolah kan satu buku bisa buat 12 siswa, beli perlengkapan bisa berbagi dengan teman-teman
Belum lagi biaya akibat kita ngajar, seperti laundry. Juga ga sempat nyari penghasilan tambahan.
Atau sayanya yang belum nemu strategi yang pas aja perihal biaya ini.
Kenal dengan sekolahnya
Penting ga penting sih yaa hahaha soalnya saya pikir kalau kenal dengan kepala sekolah atau gurunya kita bisa memberi sharing lebih enak.
Di lingkungan sekitar saya ada kurang lebih 5 TK, jika penilaian saya terhadap kelima TK tersebut sama, saya akan pilih sekolah yang lebih saya kenal secara personal. Kurang lebih begitu 😀
NISN saat ini mulai dari TK
Peraturan baru kalau untuk masuk SD mesti ada NISN yang diperoleh dari minimal 1 tahun TK.
Meskipun saya memasukkan anak ke sekolah dasar alternatif, tapi saya tetap mau anak mendapatkan ijazah dari negara. Jadi untuk mendapat ijazah setara SD, SMP, dan SMA nantinya, anak mesti mulai terdaftar di dinas pendidikan semenjak usia TK.
Nah, semoga tulisan di atas bisa membantu teman-teman yang sedang bingung untuk menentukan pendidikan anak usia dini. Sampai jumpa!
Thanks so much for following along! Have a wonderful day!
Leave a Reply