Mulai dari bayi, salah satu anakku sudah sering bermasalah dengan kulitnya. Tapi ya namanya penyakit gatal di badan seperti ini, dokter sendiri kurang bisa pasti menemukan sumber masalah yang sebenarnya. Bisa jadi alergi, bisa jadi kulit sensitif, dan sebagainya. Namun, perawatan harian bisa jadi alternatif untuk mencegah munculnya rasa gatal.
Jump to:
Aku sempat membawa anak beberapa kali konsul ke dokter. Pertama sekali ke dokter anak saat masih bayi (di bawah 6 bulan). Kemudian, beberapa kali ketika imunisasi. Yang terakhir, beberapa bulan lalu ke dokter kulit. Dari semuanya belum diketahui penyebab pastinya.
Yang pasti, lima perawatan untuk gatal berikut bisa diterapkan untuk membantu mencegah munculnya rasa gatal di badan anak. Semoga bermanfaat!
1. Mandi menggunakan sabun khusus atau sabun bayi yang mengandung susu
Sabun khusus gatal bisa didapat di apotek (coba tanya sabun untuk kulit gatal-gatal).
Anakku sendiri disarankan dokter untuk coba pakai sabun bayi yang mengandung susu dulu. Syukurnya, lumayan cukup untuk mengatasi gatal.
Kata dokter, untuk anak yang dari kecil seperti ini, mesti lanjut menggunakan sabun bayi yang mengandung susu ini sampai dewasa.
Tapi ya mungkin betul juga sih, soalnya anakku ini kalau beberapa hari absen pakai sabun susu bayi (bahkan diganti sabun bayi biasa), kulitnya kembali menjadi kasar dan gatal.
2. Rutin menggunakan pelembab khusus untuk kulit gatal
Dari dokter, aku diberi resep suatu pelembab. Kemudian, karena harganya mahal dan susah didapat, aku coba beli merk lain setelah 2x menggunakan pelembab resep dokter.
Yang bisa dicoba sebagai penggantinya adalah pelembab yang berlabel untuk kulit gatal atau soothing cream.
Harganya lebih mahal dibanding pelembab biasa. Untuk ukuran yang sama, pelembab bayi biasa sekitar 10ribu, pelembab ini hampir 50ribu. Tapi masih lebih murah dibanding pelembab resep yang harganya 160ribu.
Anakku tidak cocok kalau pakai pelembab bayi biasa. Untuk soothing cream ini teksturnya sangat kental, dioleskannya pun agak susah. Mungkin ada bahan khusus untuk kulit gatal kali ya.
Sama seperti sabun, kalau lebih dari 3 hari tidak menggunakan krim ini berasa banget kulit jadi kembali kasar, dan akibatnya gatal. Jadi, aku selalu sedia krim untuk gatal ini disamping sabun susu bayi.
3. Hindari makanan yang biasanya bisa memicu gatal
Bisa dicari di internet apa saja makanan yang memicu gatal.
Awalnya semua aku hindari sebisa mungkin, seperti udang atau makanan laut lain. Tapi, ketika sudah tidak terlalu gatal dicoba juga makanan-makanan tersebut.
Kalau ketika diberi makanan tersebut tidak gatal, berarti aman.
Setiap orang berbeda penyebabnya. Anakku sendiri merah-merah kalau makan ikan sarden dan tidak masalah untuk makanan laut lain.
4. Rajin bersih-bersih
Bersih-bersih badan dan tempat tinggal.
Tujuannya, setidaknya untuk meminimalisir penyebab gatal, seperti debu, kutu, dan binatang-binatang kecil lain.
Mandi minimal 2x sehari dan ganti sprei 3 hari sekali cukup untuk pencegahan.
5. Ke dokter jika sudah terlalu mengganggu
Aku baru ke dokter kulit sekitar 2 bulan yang lalu ketika gatalnya sudah membuat anak susah tidur.
Awalnya ragu karena sedang pandemi, tapi bismillah aja deh coba periksa. Di rumah sakit Mitra Keluarga ternyata selama pandemi ini dipisah untuk klinik kulit, mungkin karena risikonya rendah kali ya. Jadi lanjut periksa.
Di dokter, akan lebih dianalisis lagi dan diberi obat-obatan untuk mengurangi rasa gatal yang berlebihan. Anakku diresepkan obat puyer dan obat cair 1 botol..
Untuk analisis lebih lanjut bisa dilakukan tes alergi, tapi aku sendiri belum coba.
Semoga bermanfaat ya Mom 🙂
Thanks so much for following along! Have a wonderful day!
Rahman says
Jaga kebersihan sama kontrol asupan makanan Aku pikir hal yang paling penting. Aku dan keluarga udah biasain buat ganti dan cuci sprei kasur dan bantal tiap 3 hari. Selain jaga kebersihan, juga biar gak bosen dan ada nuansa baru gitu. Untuk saat ini sih udah punya 3 macam varian sprei yang berbeda.
Brillie says
Kalau gatalnya karena digigit nyamuk gimana?