Kok mirip judul skripsi ya. Hahaha. Anyway, kalau ada satu hal soal manajemen waktu ibu rumah tangga yang I learned by doing adalah: pentingnya mereview kondisi keluarga dan pengaruhnya terhadap kegiatan kita sehari-hari setiap beberapa jangka waktu tertentu.

Jump to:
Dulunya saya pikir, ketika sudah merasa produktif: YES, THIS IT! THIS IS HOW I SUPPOSED TO MANAGE MY DAY!!
Oops, tapi beberapa pekan, bahkan baru selang beberapa hari kemudian, saya kembali terjun ke the rabbit hole.
.. kembali jarang nulis, merasa lelah, ky ga ngapa-ngapain tapi capek, ada tugas atau planning yang tidak selesai, deadline numpuk, rumah berantakan lagi…. the list is go on!
Alasan perlu mereview jadwal harian secara rutin
1. Terlalu banyak faktor pengaruh
Tidak seperti saat masih hidup sendiri, ketika memutuskan menjadi ibu rumah tangga apalagi dengan anak yang masih kecil, berarti kita menomorsekiankan jadwal pribadi kita.
Apabila saat kuliah atau kerja dulu paling hanya lemburan dan kelas tambahan saja yang bikin schedule berantakan, saat jadi ibu rumah tangga, SEMUA bisa menjadi sebab.
2. Hampir tidak ada celah waktu cadangan
Izin cuti karena sakit atau ada urusan atau ya cuma lagi kepingin libur aja?
Saat jadi ibu rumah tangga, no cuti cuti.
3. Perubahan kondisi yang akan selalu terjadi
Kadang in a short period of time.
Contoh:
- perubahan jadwal tidur anak
- perubahan jadwal bangun anak
- kebiasaan anak berubah
Masalahnya adalah seringkali kita tidak sadar akan terjadinya perubahan itu. Seringkali saya tuh dulu bingung, duh, dua bulan kemarin kok sempat saja ngerjain A, kenapa sekarang A B C ga selesai semua?
Jadi, ketika kamu mulai merasa ga produktif, mungkin inilah saatnya kamu mereview kembali perubahan kondisi keluarga dan alokasi waktu yang dibutuhkan.
Beberapa kemungkinan momen yang butuh perubahan jadwal harian
1. Perubahan pola tidur
Biasanya, apabila jam tidur berubah, jam bangun juga berubah. Juga jam tidur siang. Coba perhatikan, deh.
Apabila jam tidur berubah lebih lambat, jam bangun kan juga lebih ya. Ini yang sering bikin kita merasa tidak produktif. Biasanya saat anak belum bangun kita bisa ngerjain ini itu, sekarang jadi ga bisa. Padahal, jam tidur juga lebih mundur. Misalnya biasa tidur jam 8, sekarang tidur jam 9. Space waktu 1 jam yang ga kita sadari ini bisa jadi kemungkinan besar bakal kita sia-siakan. Nah, apa yang kita biasa kerjakan di waktu pagi hari, kita pindah kerjakan di malam hari.
2. Kesukaan anak berubah
Sering ga, ada saudara/teman lama yang komentar: “Ehhh kok anakmu sudah besar aja ya? Ga terasa udah umur 5 tahun aja.”
That’s because mereka ga menjalani hari demi hari bersama si anak. Mereka melihat kita dan anak kita dari kacamata outsiders. Dari kacamata orang luar.
Kita perlu juga sesekali memposisikan diri kita sebagai outsiders. Salah satunya dalam melihat perubahan perilaku dan perubahan kesukaan anak.
Contoh:
- Yang tadinya ga bisa beresin mainan sendiri, sekarang bisa. (horee waktu tambahan!)
- Suka main di luar pagi, jadi suka main di luar sore. (needs adjustment)
- Tiba-tiba suka makan suap sendiri (free time saat anak makan, tapi kerja tambahan untuk beresin berantakan setelah makannya)
3. Anak sakit
Ini yang paling obvious tapi suka kita lupa. Kadang suka stres ga bisa ngerjain ini itu saat anak sakit. Padahal sih sudah jelas ya karena anak sakit, tapi seringkali suka over ekspektasi terhadap diri sendiri. Hehe.
Buat jaga-jaga, yang saya alami setelah 7 tahun ini adalah jangan menerima job atau melakukan pekerjaan sulit di saat musim pancaroba. Itulah saat anak-anak sering jatuh sakit. Seperti contohnya bulan Januari ini.
Akhirul kalam
Huff, lelah ya. Pastinya jadi ibu rumah tangga melelahkan dan memang seharusnya begitu karenaaa… menurut data tahun 2019 dari Salary.com , berdasarkan pekerjaan yang dilakukan sehari-hari, gaji yang cocok untuk ibu rumah tangga adalah $178,201 per tahun!! Dengan kurs Rp14.500, nominal tersebut sama dengan Rp2.583.914.500 , wow!
Thanks so much for following along! Have a wonderful day!
Leave a Reply