Deg-degan kedua setelah deg-degan menyapih adalah... toilet training! Satu yang membuat aku semangat waktu itu adalah seorang teman yang punya kucing berkata--kalau anak kucing aja bisa dilatih toilet training, masa anak manusia ga bisa? Bener juga sih, hehe.

Jump to:
- Kapan mulai toilet training
- Yang terpenting disiapkan sebelum toilet training
- Metode toilet training
- Tahapan sebelum anak sukses tatur
- Toilet training untuk anak laki-laki
- Toilet training malam hari
- Toilet training seat, perlu atau tidak
- Training saat anak belum bisa bicara
- Lalu, bagaimana cara mengajari anak bilang pipis?
- Dampak Kegagalan Toilet Training
- Download artikel
Berbeda dengan menyapih, yang aku dapat bantuan dari neneknya anak-anak, toilet training ini benar-benar sendiri. Kenapa? Soalnya ngetatur anak itu jorok--haha! Pipis dimana-mana.. lantai.. kasur... Kamar jadi bau. Bahkan babysitter yang sudah jelas-jelas ditugaskan untuk menatur seringkali malas--lalu memakaikan diaper.?♀️
Kapan mulai toilet training
Apakah anak sudah
- Belum mengerti perintah.
- Sudah mengerti perintah.
Disini aku mau sharing untuk anak yang sudah mengerti perintah. Biasanya usia 1,5 - 2 tahun.
Anakku sendiri mulai toilet training di usia yang beragam 2 hingga 3 tahun.
Untuk anak 1 tahun ke bawah treatmentnya beda dan aku terlalu malas untuk training usia segitu?
Kalau mau coba-coba bisa aja untuk mengetes kesiapan kita dan anak. Seperti aku dulu paling ga 2x coba baru berhasil.
Misal di usia 1,5 tahun. Aku coba training tapi kok 3 hari ga ada kemajuan. Udah lelah banget ngelap-ngelap. Akhirnya kustop dulu dan mulai lagi 3 bulan kemudian.
Syukurnya percobaan kedua anak sudah mengerti. Berarti tahapannya bisa lanjut.
Nah, kalau sudah beberapa kali bisa pipis di kamar mandi jangan diberhentikan.
Kalau kata guru anakku di TK, anak-anak punya yang namanya golden time.
Contohnya, anak yang ga mau belajar nulis samaaaa sekali, dibiarkan saja jangan dipaksa. Nanti akan tiba saatnya dia mau nulis. Dan saat tiba saatnya itu, kita harus aware, kita temani, jangan sampai golden time itu lewat.
Mungkin ini bisa diterapkan ke toilet training juga. Kita mesti aware kapan kira-kira anak itu sudah terlihat keinginan untuk pipis di toilet. Meskipun, dari kita tetap terus diberi rangsangan, seperti buku atau tontonan tentang 'pipis itu seharusnya di toilet'.
Yang terpenting disiapkan sebelum toilet training
So, toilet training bisa dimulai usia berapa saja. Sebelum 1 tahun, bahkan sudah lewat 3 tahun.
Kenapa? Karena yang terpenting untuk disiapkan adalah..
Mental pengasuh ?
Kapan ibu atau siapapun yang membersamai anak sehari-hari (babysitter, nenek-kakek, ayah, dll.) itulah saat yang tepat untuk mulai TT.
Ohya, beberapa minggu sebelum training, anak-anak bisa ditunjukkan seperti apa pipis itu, misalnya kita (orangtuanya) bilang ke anak kalau mau pipis (misal lagi main sama anak, kita bilang, "dek, bunda mau pipis dulu ya sebentar"), beli buku tentang toilet training, dan nonton youtube kartun tentang toilet training. Tujuannya supaya anak lebih familiar dan tertarik meniru.
Metode toilet training
Dari berbagai sumber yang aku baca dan dengar, ada dua macam cara toilet training:
- Pengasuh membawa anak ke toilet setiap beberapa jam sekali. Anak diharuskan duduk/jongkok/minimal berada di toilet sekian menit. Ada juga yang diberi mainan di toilet supaya anak betah. Lama-lama pipisnya keluar sendiri.
- Membiarkan anak beraktivitas seperti biasa, kecuali di daerah berkarpet atau di kasur. Di metode ini anak dibiarkan pipis di celana. Lalu segera membawa ke toilet begitu ketahuan pipis. Harapannya, anak akan sadar kalau pipis harusnya di toilet.
Di kedua metode ini, sebaiknya pengasuh selalu berada bersama anak.
Kalau punya anak lebih satu atau ada kesibukan lain, minimal di dua hari pertama ada pengasuh 'cadangan'.
Misalnya, jika sehari-hari bersama ibu, di saat toilet training ada ayah sebagai bala bantuan. Mudah-mudahan di hari ketiga sudah lebih terlatih.
Tahapan sebelum anak sukses tatur
Terutama untuk anak yang selalu pakai diapers, toilet training adalah suatu yang membingungkan dan hal yang baru. Kita sebagai orang tua mungkin menganggapnya sebagai hal yang sudah seharusnya, tapi tidak bagi anak.
Oleh karena itu, penting sekali untuk tahu seperti apa proses toilet training itu, dan ga kelepasan untuk marah-marah saat anak ngompol di proses ini.?
- Sama sekali tidak paham.
- Sudah paham seperti apa pipis dan pup, tapi masih ngompol.
- Sudah bilang ketika akan pipis, tidak ngompol. Masih pup di celana.
- Observasi malam hari.
- Sudah bisa pup di toilet ketika disuruh.
- Sudah bilang ketika akan pup.
- Beberapa kali 'kecelakaan' ngompol di celana. Disini kita masih pakaikan diapers ketika ke tempat umum.
- Sukses!
Toilet training untuk anak laki-laki
Pertanyaan yang sering kudengar adalah gimana training untuk anak laki-laki. Mengapa ada yang bertanya-tanya demikian? Karena laki-laki bisa pipis berdiri (selain duduk/jongkok), sedangkan perempuan hanya duduk/jongkok.
Dari beberapa sumber yang kubaca sebelum training anakku yang ketiga (laki-laki), aku memutuskan untuk langsung mengajarkan pipis dalam posisi duduk/jongkok.
Alasannya karena:
- Tidak perlu dua kali mengajarkan saat nanti belajar pup, karena sudah terbiasa di toilet langsung posisi duduk/jongkok. Ada beberapa pengalaman yang kubaca, kalau biasa pipis berdiri, ketika belajar pup, anak jadi bingung lagi dan mesti belajar hal baru. Ya sama aja sih, aku ga mau repot aja ceritanya, hehe.
- Katanya sih lebih baik pipis dalam posisi jongkok. Benar ga sih?
Toilet training malam hari
Ada anak yang sudah terbiasa 'dari sananya' ga pipis saat tidur, ada juga yang pipis saat tidur.
Untuk beberapa waktu meskipun sudah sukses training malam hari, aku masih pakaikan diapers saat tidur. Kalau 3 hari berturut-turut pagi hari diapersnya kosong, baru aku lepas banget ketika malam.
Pencegahan yang bisa kita lakukan adalah:
- Pastikan pipis dulu sesaat sebelum tidur.
- Jangan banyak minum di malam hari.
- Jangan main lompat-lompatan malam hari (tips ini aku dapat dari nonton upin ipin?)
Pengalamanku sendiri untuk 3 anak beda-beda.
Anak pertama suka pipis malam. Tapii dia tidurnya lebih sore, jam 7an abis isya langsung tidur. Jadi sebelum aku tidur (jam 10an) aku bangunin untuk pipis dulu, baru tidur bareng.
Anak kedua di awal tatur aja suka pipis malam. Entah karena aku terapkan pencegahan di atas, beberapa hari (sekitar seminggu) setelah ga ngompol di siang hari, baru ga pipis malam.
Anak ketiga dari awal udah ga pipis malam. Bisa jadi dari dulu udah ngikutin kakak-kakaknya ga banyak minum malam hari kali ya dan ditambah sudah pipis sebelum tidur.
Toilet training seat, perlu atau tidak
Saat training anak pertama, aku beli toilet mini IKEA Lockig.
Ada juga pilihan Ikea TOSSIG untuk dudukan yang dipasang di toilet, tapi aku beli yang di atas aja.
Kenyataannya ga terlalu berhasil. Akhirnya anak pipis di lantai, lalu lanjut duduk di toilet haha. Entah kenapa kyny anak-anak aku ga betah duduk disitu. Mungkin beda kali ya, kalau duduk di toilet (dipegangin) mirip ky orangtuanya kalau lagi pipis.
Kalau bisa pilih ulang, aku prefer IKEA TOSSIG ini karena pasti terpakai dan mungkin lebih seperti orang dewasa.
Training saat anak belum bisa bicara
Salah satu alasan kenapa aku mundur men-training anak ketiga adalah sampai umur 3 tahun dia belum bisa bicara.
Sudah sempat ke dokter, katanya karena masalah ekspresif aja, bukan karena masalah lain.
Awalnya mau usia 2 tahun, tunggu belum bisa ngomong, mundur lagi ke 2,5 tahun. Masih belum lancar juga.
Akhirnya, daripada mundur terlalu lama, coba lagi di usia hampir 3 tahun---dan berhasil.
Lalu, bagaimana cara mengajari anak bilang pipis?
Memang anak ini belum bisa komunikasi verbal, tapi ternyata ia bisa komunikasi non-verbal, seperti menarik-narik kita, teriak, atau memberi isyarat dengan telunjuk.
Terus saja saat anak berusaha komunikasi non verbal, kita ungkapkan apa maksudnya. Misalnya membalas "Kakak mau pipis?". Lama kelamaan, anak akan mulai mengungkapkan maksudnya dengan bicara verbal.
Dampak Kegagalan Toilet Training
Untuk setiap anak, minimal 1 kali aku gagal toilet training. Ga perlu khawatir karena bisa kita coba lagi beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian.
Sejujurnya, dulu itu aku 'terpaksa' toilet training anak karena mau lahiran. Kebayang repotnya nanti toilet training saat si bayi udah lahir. Dan juga mau menekan pengeluaran diapers (200.000 sebulan!).
Kenyataannya anak pertama dan kedua ga ada yang sukses saat si bayi masih di kandungan?
Sempat khawatir juga sih, tapi kucoba lagi saat bayi sudah agak gedean, sudah bisa main sendiri.
Alhamdulillah di percobaan berikutnya berhasil.
Untuk anak ketiga, karena ga ada 'paksaan' untuk toilet training, aku kyny males banget. Apalagi ada 'alasan' karena belum bisa bicara. Dari usia 2 tahun sudah dicoba untuk training. Mungkin karena akunya juga ga niat, akhirnya dipercobaan ketiga atau keempat gitu baru berhasil. Baru saat usianya hampir 3 tahun.
Padahal ga ada yang berbeda dari sisi metode. Entah karena usia anak sudah lebih besar atau karena apa. Yang penting perlu banget kita ingat (dan buat penyemangat diri sendiri) pada akhirnya anak akan sukses toilet training (kucing aja bisa ya kannn)
Note: untuk beberapa kasus, toilet training belum berhasil adalah karena alasan medis. Untuk ini perlu konsultasi ke dokter anak.
Download artikel
Klik link di bawah ini untuk download artikel di atas dalam bentuk pdf. File kusimpan di google drive, jadi bisa di-download atau di save di akun google drive saja.
Leave a Reply